Kamis, 30 Agustus 2018

KKN (Kuliah Kerja Nyata) Desa Mekarjaya


HARUM SEMERBAK DESAKU MEKARJAYA
Desi Ayu Lestari

APA ITU KKN ?

Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang pertama adalah pendidikan, dimana pendidikan merupakan proses menuntut ilmu dari semester 1 sampai semester 7, mengkupas satu demi satu ilmu, dan pengetahuan secara formal dan nonformal, mulai dari makalah, presentasi dan organisasi. Yang kedua adalah penelitian, penelitian merupakan survei terhadap proses pembelajaran disuatu tempat mencari informasi atas apa kekurangan dan kelebihan juga keadaan dan kebutuhan yang ada dari suatu instansi. Yang ketiga adalah pengabdian, pengabdian di UIN ini ada berbagai macamnya, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, setiap tahunnya menerapkan pengabdian ini dengan matakuliah PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) pengabdian di suatu sekolah selama 6 bulan, mulai dari menyusun RPP, mengajar, menerapkan strategi pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, membantu guru-guru sampai membimbing siswa/i tumbuh menjadi dewasa dalam pengetahuan, keterampilan juga sikap. Adapula macam pengabdian yang di sebut KKN.

Kuliah Kerja Nyata yang biasa disingkat dengan KKN. Matakuliah, dimana sudah kudengar ceritanya setahun yang lalu dari orang terdekat, namun sayangnya mereka bukan dari jurusanku Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah  atau bahkan fakultasku Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jauh sebelum memasuki bulan maret 2018, sudah banyak info yang beredar bahwa di tahun 2018 ini merupakan tahun pertama dimana FITK dengan 12 jurusannya mengadakan matakuliah Kuliah Kerja Nyata dengan serempak. Biasanya di Fakultas Ilmu Tarbiayh dan Keguruan ini hanya mengadakan matakuliah PLP, namun di tahun 2018 ini terealisasi akan pengadaan matakuliah KKN di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan. 

Maret 2018 awal pendafatan matakuliah KKN, kami dilema akan kejelasan informasi yang beredar, karena belum ada informasi yang pasti dari Kepala Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ini, bahkan pengarahan untuk pendaftaran, juga hal apa saja yang harus disiapkan. Karena belum ada kejelasan, sayapun lengah dan sadar belum mendaftar KKN di H-1 penutupan pendaftaran. Saat ingin mendaftar, ternyata AIS (Academic Information System) sedang bermasalah, sehingga tidak bisa login dan mendaftar KKN. Sekitar 6 orang temanku juga belum mendaftar KKN, akhirnya kami mendatangi PPM, ternyata disana bukan hanya kami, bahkan ada banyak mahasiswa dari fakultas dan jurusan lain yang belum mendaftar. Akhirnya dari PPM pak Jaka memberikan kami waktu dua hari setelah AIS dapat digunakan. Alhamdulillah kami saling mengingatkan satu sama lain, dan akhirnya kami berhasil mendaftar matakuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Disebarkannya nama-nama kelompok KKN pada tanggal 10 April 2018, dimana orang-orang sibuk mencari teman kelompoknya, keesokan harinya saat aku buka WA ternyata sudah ada yang memasukanku kedalam grup WA. Pada tanggal 26 April, tersebarlah informasi pembekalan KKN di Auditorium Harun Nasution, setelah pembekalan kita mengadakan meet up pertama kali, tidak ada satu orang pun yang saya kenal, karena tidak semuanya kumpul, hanya setengah dari 19 orang, berdiskusi menentukan struktural pada kelompok KKN 120, yang disepakati bahwa ketuanya adalah Rafi dan wakilnya adalah Alfi, dan aku sendiri di tunjuk sebagai wakil sekertaris dari Vio. 

Banyak pertemuan yang kami jalin, mulai dari makan bersama, silaturahmi, memberikan nama kelompok KKN PEMUDA (Pengabdian Mahasiswa Untuk Daerah) 120  dan juga rapat, rapat kami membahas tentang proker, persiapan sebelum KKN, juga kebutuhan kami selama sebulan KKN dimekarjaya. Kami pernah mengadakan rapat khusus dengan dosen, Muh Fudhail Rahman, MA selaku dosen pembimbing KKN kelompok 120 sebanyak dua kali, pertama sebagai perkenalan, kedua sebagai arahan proker yang akan kami jalankan selama KKN di Desa Mekarjaya. Sasaran proker kami mendahulukan pada skill yang dimiliki dari masing-masing orang pada jurusan yang diampu, seperti mengajar dari tarbiyah, pengolahan sampah dan kerajinan bros dari saintek, tabliq akbar dari keagamaan, perayaan 17 Agustus dan pengadaan plang jalan dari jiwa kepemudaan. 

Tiga kali kami melakukan survei ke Desa Mekarjaya, yang pertama kali survei melewati jalan parung panjang, dimana jalan ini berlubang dan juga debu yang berterbangan. Sampai akhirnya kami menemukan kecamatan Cigudeg dan sampai di desa Mekarjaya. Survei yang kedua kami memiliki jalan yang berbeda, kami memilih jalan Bogor, dimana jalanannya sudah sangat bagus namun waktunya lebih lama, kami menanyakan data Desa Mekarjaya dari pendidikan, ekonomi, sosial dan keagamaan disana. Survei ketiga kami ditemani dengan dosen pembimbing kami pak Fudhail Rahman, menanyakan semua hal yang berkaitan dengan pengabdian kami selama di Desa Mekarjaya ini, seperti tempat tinggal, keadaan warga Desa Mekarjaya dll. 

Pada tanggal 17 Juli kami dikumpulkan kembali oleh ppm di Auditorium Harun Nasution dengan acara pelepasan KKN 2018, yang di hadiri oleh seluruh kelompok KKN 2018, banyak pesan dan informasi yang disampaikan untuk bekal kami ditempat KKN nanti. Setelah pelepasan kami berkumpul kembali membahas bawaan yang akan dibawa dan juga mobilisasi dari kampus sampai ke Desa Mekarjaya. Keberangkatan kami pada tanggal 18 Juli dengan beberapa kendaraan, mulai dari motor, pickup, dan juga mobil pribadi yang diantar oleh keluarga.

PEMUDA 120

Kelompok KKN PEMUDA terdiri dari 19 orang mahasiswa, 13 perempuan dan 6 laki-laki dari jurusan dan fakultas yang berbeda diantaranya FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan), FAH (Fakultas Adab dan Humaniora), FU (Fakultas Ushuludin), FSH (Fakultas Syariah dan Hukum), FIDKOM (Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi), FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), FDI (Fakultas Dirosat Islamiah), FST (Fakultas Sains dan Tekhnologi) dan FISIP (Fakultas Ilmu Sosiologi dan Ilmu Politik) . Di FITK ada Ahmad Syarif Hidayat program studi Pendidik Ilmu Pengetahuan Sosial, Kamilah Birimbiki program studi Pendidikan Bahasa Arab, Wanmuniroh Waeslaemae program studi Bahasa Inggris, Siti Aisah program studi Pendidikan Kimia dan aku sendiri Desi Ayu Lestari dari program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Di FAH ada Mohan Saputra program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Siti Nur Assylla program studi Tarjamah. Di FU ada Suhaimy Pasaribu program studi Aqidah dan Filsafat Islam, Sifa Fauziah program studi Studi Agama-Agama. Di FSH ada Dea Maudi Julyanda program studi Perbandingan Mazhab, Satria Rafi Shiddiq program studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat), Anisa Katria Utami program studi Ilmu Hukum. Di FIDKOM ada Zakaria Azis program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, FDI ada Dewi Mariyah studi Dirosat Islamiyah, FEB ada Astira Elvani Piscelia studi Manajemen, FST ada Alfi Haryo Hutomo dan Hilda Annisa Khairina dari studi Argubisnis, Violita Sadhillah studi Kimia, dan yang terakhir dari FISIP Azizah Putri Rivinia studi Ilmu Politik. 

Orang-orang di kelompok KKN PEMUDA 120 itu solid, dari awal-awal kita ketemu, tidak terlihat bagaimana sifat dan sikap dari masing-masing orang, namun setelah sebulan kami bersama, sangat jelas bagaimana sifat mereka aslinya. Berdasarkan pandangan saya sifat kelompok KKN 120 itu, Dimulai dari syarif, awalnya kenal dia si biasa ajah dan tau kalo dia jago dibidang IT, tapi setelah sebulan kenal nih orang, gokil banget orangnya, tak perduli dengan ledekan orang dia tetep jadi dirinya sendiri. Birbik, tak banyak bicara namun banyak pergerakannya itu saat kita bertemu di rapat sebelum kkn, setelah sebulan bersamanya, diluar dugaan kalo dia itu asik buat di ajak bercanda walau terkadang nyselin tapi dia baik dan pengertian. Wan, dia ini asli thailand yang baru belajar bahasa Indonesia selama dia kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, walaupun beberapa bahasa dia tidak paham, tapi kelancaran dalam berbahasanya cukup baik untuk ukuran orang asing yang belajar bahasa Indonesia secara otodidak, dia mengaku tidak pernah diajarkan bahasa yang aneh-aneh selama kuliahnya seperti kocak (lucu yang berlebihan), madang (makan) dan banyak lagi lainnya sampai di ajarkan bahasa sunda oleh anak-anak desa Mekarjaya yang memiliki budaya bahasa sunda, namun banyak juga bahasa dari thailand yang diajarkan oleh wan sehingga kita saling berbagi.  Aisyah, siapa anak tarbiyah yang tidak kenal dengan presiden kimia tahun ini, ada ajah tingkahnya yang dapat menghibur kita, asik dan bertanggung jawab, banyak kalangan yang menyukai Aisyah ini, mulai dari anak-anak, anak muda bahkan sampai orang dewasa, mungkin karena kecantikan dan keibuan yang dipancarkan dari Aisyah ini, dia ini patner masak dan piket saya juga syarif. mohan, dimana gitar ditaruh disitulah mohan bernyanyi, dengan keahliannya dibidang musik dan seni, mohan mampu mengambil hati anak-anak di desa mekarjaya ini, dan karyanya jelas terlihat dipenutupan KKN kita, yang mampu menghangatkan suasana dengan penampilan anak didiknya, manja banget orangnya, dia pernah sakit dan minta diperhatiin sama yang lain . Sylla, sylla yang dari awal mengajukan dirinya dibidang masak dan sangat terbukti selama KKN ini sylla orang yang sangat bertanggung jawab di bagian masak-memasak, saya yang sangat merasakan terbantunya oleh sylla karena saya tidak terlalu handal dalam urusan masak-memasak, selain jago masak, syla ini memiliki jiwa keibuan yang terlihat dari sikap kedewasaannya. Suhemi, lah coba itu, kampret itu adalah kalimat yang sering keluar dari mulutnya dengan logat medannya yang sangat ciri khas,dia sering sekali menemui temannya dicinta manik, tapi dia sangat perhatian terhadap orang lain, bahkan tidak mau merepotkan orang lain. Ipong, nama yang unik dari nama aslinya sifa fauziah, jiwanya yang menyatu dengan tunas kelapa(pramuka) ini menimbulkan sifat yang asik, seru, haboh, bertanggung jawab dan sangat pengertian, dia ini, ibu dari KKN 120, patner dalam kondi suka maupun duka. Dea, semua yang bersangkutan dengan dana dea lah orangnya bendahara umum KKN 120, mungkin dea ini type yang hedonisme, tapi dia seperti ini karena memang memiliki jiwa berbagi yang tinggi, juga terdengar bawel namun dia asik orangnya dan dijuluki sebagai kepompong. Rafi, dia ini ketua KKN 120, aktif diberbagai organisasi dan pernah mengisi acara di seminar kesehatan KKN 120, namun dia ini sering pulang ke rumah.  Ica, dia cantik, baik, asik, seneng jajan, dan hampir setiap kemana-mana tuh sama dia, care sama orang dan perasa banget, katanya si suka sama salah satu anak KKN 120, hanya saja perempuan lebih tau bagaimana cara menyimpan perasaan dan kepada siapa harus berbagi ceritanya. Zaka, panggilan manisnya jeki, awal kenal dia pendiem dan tertutup banget orangnya, sampai ada suatu waktu kami mampir kerumahnya ternyata dia baik, tapi setelah sebulan mengenalnya parah dia orangnya asik dan seru banget, si cowo paling perhatian dan strong diantara yang lain, paling bisa nyembunyiin masalah dibalik senyumannya.  Dewi, gak tau lagi gimana nyusun kata-kata buat orang ini, seru, asik, penghibur banget buat kita semua, ada ajah tingkanya yang bisa buat kita tertawa bersama dengan tingkahnya, tapi dilain sisi dia juga memiliki sifat dewasa. Asti, banyak yang bilang dia ini manja (maklum anak rumahan), siapa yang pernah mandi sama air galon ya asti orangnya, jarang sekali makan malam karena diet, tapi dia ini baik banget orangnya dan asik juga ternyata. Alfi, dia ini memiliki jiwa kepemimpinan yang mampu mempengaruhi orang lain, dan sangat menghargai dengan pendapat orang lain, terkadang pendapatnya dikorbankan untuk menghargai orang lain, dia pandai dalam berkomunikasi dengan orang, tapi dia kurang baik komunikasi terhadap anak kecil terkadang saat mengajar anak TK dia minta ditemenin untuk ngide. Hilda, pertama kali saya kenal hilda di survei ke dua desa maekarjaya, dia ini pendiam dan tak banyak bicara dan memang di kkn pun dia pendiam tak banyak ucap, tapi kalo urusan masak, Hilda jagonya. Selanjutnya ada vio, awal aku lihat vio di awal pertemuan, dia cantik dan sekertaris di kelompok kami, sebulan bersamanya, dia itu orangnya baik, asik dan mudah bergaul dengan siapa saja, yang menjadi kebiasaan selama sebulan ini, dia selalu telponan dengan gebetannya, sampai-sampai gak sadar lagi ngobrol ternyata dia sedang telponan. Zizah, sudut pandang yang bagus dalam bidang politiknya, tawanya memiliki ciri khas yang membuat orang lain bisa ikut tertawa bersama, dia itu baik, penyabar, periang dan juga penghibur, dan perkataan yang selalu diingatnya ketika dia bilang oh gitu dengan nada khasnya.

            Sebulan kami mengenal satu sama lain, tapi rasanya sudah setahun lamanya kami bersama, banyak momen-momen indah yang selalu saya ingat bersama KKN 120, bukit bintang bersama sekdes, bu lurah, dan staf desa, curug rahong dengan jalan yang berdebu, quality time dengan bakar-bakar dan api unggun, dimana kita berbicara dari hati kehati, penutupan yang sangat berkesan, yang mampu menghangatkan suasana kepada warga Desa Mekarjaya. Candanya masih terngiang di telinga, saat mata dibuka dalam tidurku, saya selalu berharap moment itu kembali lagi terulang.

            Banyak konflik yang kami rasakan, seperti perbedaan dalam pendapat juga penerimaan proker yang ingin kami jalankan. Ada yang memilih untuk diam dan merasakan sakitnya keegoisan, ada juga yang meluapkan emosinya dengan kata-kata, ada pula yang menunjukan sikap tidak disukainya, namun ada juga yang memilih menyelesaikan masalahnya dengan berdiskusi bersama, disinilah kedewasaan kami diuji, tapi karena kami berasal dari anak organisasi juga anak yang mengerti dengan perbedaan, kami tidak pernah merasakan sakit hati yang berkelanjutan, dan saya sendiri menganggap itu adalah batu ditengah sungai yang mengganggu aliran air, setelah melewati batu itu, masalah usai mengalir dengan sendirinya.

DESAKU MEKARJAYA

            Pertama kali kami ke Desa Mekarjaya saat survei sebelelum KKN, Kantor Desa itu berada di pinggi jalan raya dan bersebelahan dengan lapangan utama di sebut sebagai lapangan PTP namun tanahnya bukan milik Desa Mekarjaya, kami bertemu dengan staf Desa kemudian kami diantarkan ke rumah Kepala Desa (kades), Rumah kades tidak terlalu jauh dari kantor desa, masuk ke dalam gg yang bernama dusun Toge, jalan ini tidak bisa dilalui kendaraan beroda empat, dibeberapa bagian jalan, kami menemukan kali kecil dimana ada anak yang menggunakan kali tersebut untuk istinja, melewati turunan namun ada banyak sampah yang berserakan di sekitarnya, terus berjalan sampailah kami di rumah kades, rumah yang dibangun menghadap kesawah dan terbayang bagaimana setiap paginya melihat keindahan bumi pertiwi tanpa asap polusi dan kendaraan berlalu lalang pertemuan kami di terima dengan baik karena waktu sudah sore akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Pertemuan kedua kami survei, kami dipertemukan dengan sekertaris desa (sekdes), rumah yang berlawanan dari rumah kades yang pertengahannya adalah kantor desa itu sendiri.

            Survei yang ketiga ditemani dengan dosen pembimbi                                                          ng KKN 120 pak Fudhail Rahman, kami membabat habis hal apasaja yang berkaitan dengan keberadaan kami selama sebulan nanti, seperti tempat tinggal, keadaan desa dan bagaimana KKN sebelumnya yang mengabdi di Desa Mekarjaya ini. Kami dikasih opsi tempat tempat tinggal, yang pertama di kantor desa lantai dua karena kosong, kedua villa kades yang berada di tengah-tengah sawah jauh dari rumah warga, yang ketiga rumah sekdes yang terbilang luas dan yang keempat villa pak H.Oman ada tiga kamar namun berukuran tidak terlalu besar dan ada kolam ikan yang diatasnya saung. Berlanjut bertanya-tanya tentang keadaan desa ada plus minus yang dapat kita ambil, “Desa yang kental akan keagamaannya yang berlandaskan Nahdotul Ulama namun tidak bisa munafik bahwa didesa ini masih banyak pemuda yang suka minum-minuman yang memabukkan, rendah minat pendidikan dan peduli sampah. Dan KKN sebelumnya ada yang dari UIN dan pakuan di dua tahun sebelumnya, pandangan masyarakat lebiha baik kepada Universitas yang dari pakuan, karena lebih banyak terjun kemasyarakat di bandingkan UIN, dan juga IPDN mengabdi selama 3 bulan namun hanya ke kantor desa tidak pada masyarakat namun di pandang baik oleh staf desa dan juga wakga, karena di akhir mereka membagikan beras kepada warga desa mekarjaya sekitar tempat mereka tinggal”, banyak pula program yang kami bawa tidak diterima oleh warga, seperti pengolahan sampah dan seminar pupuk organik.

            Disambut dengan kata-kata itu membuat kami menaruh keinginan yang sangat tinggi untuk merebut hati warga Desa Mekarjaya, dimulai dari kondisi sosial keagamaannya kami mengajar ngaji di berbagai pengajian, pengajian Ustadzah Atun, Ustad Yaya dan Ustad Syueb, dan kami juga mengikuti pengajian rutin ibu-ibu setiap selasa sore disalah satu pesantren, meningkatkan minat pendidikannya dengan mengajar di Madrasan Ibtidaiyah Mathla’ul Anawar, Taman Kanak-kanak Al-Falah dan juga bimbel di tempat kami tinggal. Sosial kami terhadap masyarakat dimulai dari hal yang terkecil seperti menyapa dan memberi senyuman saat kami lewat, jajan di warung-warung yang berbeda, bermain bersama anak-anak, lari pagi bersama dijalan kelapa sawit, senam bersama ibu-ibu dikelurahan, kerajinan tangan membuat kunciran dan bros di kalangan perempuan, perayaan 17an dengan partisipasi warga yang sangat baik, pembuatan plang jalan, seminar kesehatan dan masih banyak yang lainnya.

            Yang paling berkesan di Desa Mekarjaya ini, kami berhasil menjawab dan membuktikan, dengan mengembalikan kepercayaan warga terhadap UIN Jakarta ini, dari kalimat yang disampaikan oleh bu lurah dan warga lainnya, “senang dengan kehadiran kalian disini, anaknya baik-baik, sopan, santun, sering-sering maen kesini” dan adapula warga yang percaya dengan kami, sampai dia cerita kisah pribadinya dengan kami. Anak-anak yang menangis saat kami pergi dan merindukan setiap malamnya kita berkumpul, bernyanyi bersama, bercerita bersama, dan mengajarkan saya arti kehidupan yang sesungguhnya, di belahan dunia yang masih keluarga kita namun hidupnya tak sama dengan yang saya dapatkan di rumah.

HARUM SEMERBAK

            Di Desa Mekarjaya ini terdapat 4 sekolah SD, 2 sekolah MI dan 1 sekolah SMP tanpa adanya SMA sederajat, ada satu yayasan yang menaungi TK, MI dan SMP Al-Falah, guru-guru disana adalah satu keluarga yang ahli dibidang pendidikan, dan kami mendapat kesempatan untuk mengajar di MI dan TK, TK sudah menghampiri kata sempurna mulai dari sarana prasarana dan tenaga pengajaran, namun di MI sangat jauh dari kata sempurna, dimulai dari ruang belajar, disana ada 5 ruangan, ruangan pertama peruntukan kantor, namun tak layak huni karena banyak buku yang berserakan bahkan ada kecoa dan tikus, ruang kedua untuk kelas 1 dan 2 yang dibatasi dengan jarak bangku 1 papan tulis, dua baris kelas 1 dan dua baris lagi kelas 2, ruangan ketiga sama ruangan kedua, untuk kelas 3 dan 4, ruang ke empat kelas 5 dan ruangan kelima kelas 6, namun kelas 5 dan hanya di batasi papan yang tingginya hanya sepundak saya, atap yang bolong, jendela tanpa kaca, dan ada satu alasan mengapa setelah istirahat mereka terlambat masuk kelas, karena mereka bermain bola di lapangan SDN Bunnar, yang jaraknya lumayan dan harus melewati kali, juga letaknya di atas pemukiman warga dan disekelilingi hutan, bahkan saya pernah liat ada 2 monyet yang bergantungan dengan bebas, walaupun guru-guru sudah mengajukan perbaikan ke pemerintah, namun belum ada tindak lanjut dan jawaban atas ajuan yang mereka berikan,  Guru-guru yang mengajar ada 8 orang, dan mereka merupakan satu keluarga dari satu yayasan Al-Falah.

            Dulu MI Matla’ul Anwar ini adalah sekolah favorite karena sekolah yang mengajarkan kitab kuning dan agama yang tinggi, bayaran hanya dengan beras dan satu-satunya sekolah di Desa Mekarjaya ini, dan sekarang sudah banyak SD Negeri disekitarnya. Walaupun banyak sekolah SD Negeri yang dibangun cukup rapih dan perangkat yang hampir sempurna, masih saja ada orang tua dan murid yang mau sekolah di MI ini, itu menandakan bahwa MI masih dipercaya oleh warga sekitar untuk anaknya menuntut ilmu.

            Dan saya memiliki tiga harapan yang besar terhadap Desa Mekarjaya ini, harapan pertama saya terhadap Desa Mekarjaya ini untuk mementingkan pendidikan, karena pendidikan adalah hak semua orang, banyak anak yang putus sekolah karena beberapa faktor, faktor ekonomi, jarak sekolah, fasilitas yang ada disekolah dan masih banyak lagi yang lainnya, pernah saya berdiskusi dengan warga sekitar, bahwa anak yang sekolah di tingkat Menengah Atas itu hanya 10 orang, khususnya di kampung Toge ini, 2 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Bagaimana Negara ini ingin maju, jika pendidikan mereka terhalang oleh faktor-faktor yang ada. Dan saya juga berharap tenaga pengajaran yang ada di Desa Mekarjaya ini tidak terbatas hanya satu keluarga saja, melainkan banyak orang yang memang memiliki jiwa kependidikan yang tinggi.

            Harapan kedua saya terhadap orang tua di Desa Mekarjaya, ibu-bapak kalian adalah orang tua, dan amanah terbesar kalian adalah anak, dukung perkembangan yang anak inginkan, sisihkan harta kalian untuk anak, mereka butuh perhatian yang lebih dari orang tuanya, jangan jadikan pergaulannya tidak sesuai dengan apa yang kalian inginkan, juga kepedulian kalian terhadap Desa Mekarjaya ini, untuk tidak membuang sampah sembarangan, hidup akan lebih indah jika lingkungan bersih, karena kebersihan sebagian dari iman.

            Harapan ketiga saya terhadap pemuda-pemudi di Desa Mekarjaya, dari awal saya datang, tidak nampak dimana pemuda desa, bahkan mensukseska acara 17 Agustus tidak ada panitia, hanya ada Bu Lurah dan ibu-ibu setempat, tapi ternyata saat acara 17 Agustus berlangsung, baru lah terlihat pemuda-pemudi di Desa Mekarjaya ini. Pesan saya untuk pemuda-pemudi Desa Mekarjaya, kalian adalah pengguncang dunia, kalianlah para pengharum Desa Mekarjaya ini, kalian adalah berlian dan kalian akan menemukan matahari untuk bersinar.  dan kalian harapan dari Desa Mekarjaya ini, aktifkan kembali kegiatan yang ada di Desa Mekarjaya ini, Dan semoga hati kalian tergerak untuk itu Mekarjaya yang lebih baik.