HARUM SEMERBAK DESAKU MEKARJAYA
Desi Ayu Lestari
APA
ITU KKN ?
Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang pertama adalah pendidikan, dimana
pendidikan merupakan proses menuntut ilmu dari semester 1 sampai semester 7,
mengkupas satu demi satu ilmu, dan pengetahuan secara formal dan nonformal,
mulai dari makalah, presentasi dan organisasi. Yang kedua adalah penelitian,
penelitian merupakan survei terhadap proses pembelajaran disuatu tempat mencari
informasi atas apa kekurangan dan kelebihan juga keadaan dan kebutuhan yang ada
dari suatu instansi. Yang ketiga adalah pengabdian, pengabdian di UIN ini ada
berbagai macamnya, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, setiap tahunnya
menerapkan pengabdian ini dengan matakuliah PLP (Pengenalan Lapangan
Persekolahan) pengabdian di suatu sekolah selama 6 bulan, mulai dari menyusun
RPP, mengajar, menerapkan strategi pembelajaran, memanfaatkan media
pembelajaran, membantu guru-guru sampai membimbing siswa/i tumbuh menjadi
dewasa dalam pengetahuan, keterampilan juga sikap. Adapula macam pengabdian
yang di sebut KKN.
Kuliah Kerja Nyata yang biasa disingkat dengan KKN. Matakuliah,
dimana sudah kudengar ceritanya setahun yang lalu dari orang terdekat, namun
sayangnya mereka bukan dari jurusanku Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah atau bahkan fakultasku Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan. Jauh sebelum memasuki bulan maret 2018, sudah banyak info yang
beredar bahwa di tahun 2018 ini merupakan tahun pertama dimana FITK dengan 12
jurusannya mengadakan matakuliah Kuliah Kerja Nyata dengan serempak. Biasanya
di Fakultas Ilmu Tarbiayh dan Keguruan ini hanya mengadakan matakuliah PLP,
namun di tahun 2018 ini terealisasi akan pengadaan matakuliah KKN di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan.
Maret 2018 awal pendafatan matakuliah KKN, kami dilema akan
kejelasan informasi yang beredar, karena belum ada informasi yang pasti dari
Kepala Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ini, bahkan pengarahan untuk
pendaftaran, juga hal apa saja yang harus disiapkan. Karena belum ada kejelasan,
sayapun lengah dan sadar belum mendaftar KKN di H-1 penutupan pendaftaran. Saat
ingin mendaftar, ternyata AIS (Academic Information System) sedang bermasalah,
sehingga tidak bisa login dan mendaftar KKN. Sekitar 6 orang temanku juga belum
mendaftar KKN, akhirnya kami mendatangi PPM, ternyata disana bukan hanya kami,
bahkan ada banyak mahasiswa dari fakultas dan jurusan lain yang belum mendaftar.
Akhirnya dari PPM pak Jaka memberikan kami waktu dua hari setelah AIS dapat
digunakan. Alhamdulillah kami saling mengingatkan satu sama lain, dan akhirnya
kami berhasil mendaftar matakuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Disebarkannya nama-nama kelompok KKN pada tanggal 10 April 2018,
dimana orang-orang sibuk mencari teman kelompoknya, keesokan harinya saat aku
buka WA ternyata sudah ada yang memasukanku kedalam grup WA. Pada tanggal 26
April, tersebarlah informasi pembekalan KKN di Auditorium Harun Nasution,
setelah pembekalan kita mengadakan meet up pertama kali, tidak ada satu orang
pun yang saya kenal, karena tidak semuanya kumpul, hanya setengah dari 19
orang, berdiskusi menentukan struktural pada kelompok KKN 120, yang disepakati
bahwa ketuanya adalah Rafi dan wakilnya adalah Alfi, dan aku sendiri di tunjuk
sebagai wakil sekertaris dari Vio.
Banyak pertemuan yang kami jalin, mulai dari makan bersama,
silaturahmi, memberikan nama kelompok KKN PEMUDA (Pengabdian Mahasiswa Untuk
Daerah) 120 dan juga rapat, rapat kami
membahas tentang proker, persiapan sebelum KKN, juga kebutuhan kami selama
sebulan KKN dimekarjaya. Kami pernah mengadakan rapat khusus dengan dosen, Muh
Fudhail Rahman, MA selaku dosen pembimbing KKN kelompok 120 sebanyak dua kali,
pertama sebagai perkenalan, kedua sebagai arahan proker yang akan kami jalankan
selama KKN di Desa Mekarjaya. Sasaran proker kami mendahulukan pada skill yang
dimiliki dari masing-masing orang pada jurusan yang diampu, seperti mengajar
dari tarbiyah, pengolahan sampah dan kerajinan bros dari saintek, tabliq akbar
dari keagamaan, perayaan 17 Agustus dan pengadaan plang jalan dari jiwa kepemudaan.
Tiga kali kami melakukan survei ke Desa Mekarjaya, yang pertama
kali survei melewati jalan parung panjang, dimana jalan ini berlubang dan juga
debu yang berterbangan. Sampai akhirnya kami menemukan kecamatan Cigudeg dan
sampai di desa Mekarjaya. Survei yang kedua kami memiliki jalan yang berbeda,
kami memilih jalan Bogor, dimana jalanannya sudah sangat bagus namun waktunya
lebih lama, kami menanyakan data Desa Mekarjaya dari pendidikan, ekonomi,
sosial dan keagamaan disana. Survei ketiga kami ditemani dengan dosen
pembimbing kami pak Fudhail Rahman, menanyakan semua hal yang berkaitan dengan
pengabdian kami selama di Desa Mekarjaya ini, seperti tempat tinggal, keadaan
warga Desa Mekarjaya dll.
Pada tanggal 17 Juli kami dikumpulkan kembali oleh ppm di
Auditorium Harun Nasution dengan acara pelepasan KKN 2018, yang di hadiri oleh
seluruh kelompok KKN 2018, banyak pesan dan informasi yang disampaikan untuk
bekal kami ditempat KKN nanti. Setelah pelepasan kami berkumpul kembali
membahas bawaan yang akan dibawa dan juga mobilisasi dari kampus sampai ke Desa
Mekarjaya. Keberangkatan kami pada tanggal 18 Juli dengan beberapa kendaraan,
mulai dari motor, pickup, dan juga mobil pribadi yang diantar oleh keluarga.
PEMUDA
120
Kelompok KKN PEMUDA terdiri dari 19 orang mahasiswa, 13 perempuan
dan 6 laki-laki dari jurusan dan fakultas yang berbeda diantaranya FITK
(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan), FAH (Fakultas Adab dan Humaniora), FU
(Fakultas Ushuludin), FSH (Fakultas Syariah dan Hukum), FIDKOM (Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi), FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), FDI (Fakultas
Dirosat Islamiah), FST (Fakultas Sains dan Tekhnologi) dan FISIP (Fakultas Ilmu
Sosiologi dan Ilmu Politik) . Di FITK ada Ahmad Syarif Hidayat program studi
Pendidik Ilmu Pengetahuan Sosial, Kamilah Birimbiki program studi Pendidikan
Bahasa Arab, Wanmuniroh Waeslaemae program studi Bahasa Inggris, Siti Aisah
program studi Pendidikan Kimia dan aku sendiri Desi Ayu Lestari dari program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Di FAH ada Mohan Saputra program
studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Siti Nur Assylla program studi Tarjamah. Di
FU ada Suhaimy Pasaribu program studi Aqidah dan Filsafat Islam, Sifa Fauziah
program studi Studi Agama-Agama. Di FSH ada Dea Maudi Julyanda program studi
Perbandingan Mazhab, Satria Rafi Shiddiq program studi Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalat), Anisa Katria Utami program studi Ilmu Hukum. Di FIDKOM ada Zakaria
Azis program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, FDI ada Dewi Mariyah studi
Dirosat Islamiyah, FEB ada Astira Elvani Piscelia studi Manajemen, FST ada Alfi
Haryo Hutomo dan Hilda Annisa Khairina dari studi Argubisnis, Violita Sadhillah
studi Kimia, dan yang terakhir dari FISIP Azizah Putri Rivinia studi Ilmu
Politik.
Orang-orang di kelompok KKN PEMUDA 120 itu solid, dari awal-awal
kita ketemu, tidak terlihat bagaimana sifat dan sikap dari masing-masing orang,
namun setelah sebulan kami bersama, sangat jelas bagaimana sifat mereka
aslinya. Berdasarkan pandangan saya sifat kelompok KKN 120 itu, Dimulai dari
syarif, awalnya kenal dia si biasa ajah dan tau kalo dia jago dibidang IT, tapi
setelah sebulan kenal nih orang, gokil banget orangnya, tak perduli dengan
ledekan orang dia tetep jadi dirinya sendiri. Birbik, tak banyak bicara namun
banyak pergerakannya itu saat kita bertemu di rapat sebelum kkn, setelah
sebulan bersamanya, diluar dugaan kalo dia itu asik buat di ajak bercanda walau
terkadang nyselin tapi dia baik dan pengertian. Wan, dia ini asli thailand yang
baru belajar bahasa Indonesia selama dia kuliah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini, walaupun beberapa bahasa dia tidak paham, tapi kelancaran dalam
berbahasanya cukup baik untuk ukuran orang asing yang belajar bahasa Indonesia
secara otodidak, dia mengaku tidak pernah diajarkan bahasa yang aneh-aneh
selama kuliahnya seperti kocak (lucu yang berlebihan), madang (makan) dan
banyak lagi lainnya sampai di ajarkan bahasa sunda oleh anak-anak desa
Mekarjaya yang memiliki budaya bahasa sunda, namun banyak juga bahasa dari
thailand yang diajarkan oleh wan sehingga kita saling berbagi. Aisyah, siapa anak tarbiyah yang tidak kenal
dengan presiden kimia tahun ini, ada ajah tingkahnya yang dapat menghibur kita,
asik dan bertanggung jawab, banyak kalangan yang menyukai Aisyah ini, mulai
dari anak-anak, anak muda bahkan sampai orang dewasa, mungkin karena kecantikan
dan keibuan yang dipancarkan dari Aisyah ini, dia ini patner masak dan piket
saya juga syarif. mohan, dimana gitar ditaruh disitulah mohan bernyanyi, dengan
keahliannya dibidang musik dan seni, mohan mampu mengambil hati anak-anak di
desa mekarjaya ini, dan karyanya jelas terlihat dipenutupan KKN kita, yang
mampu menghangatkan suasana dengan penampilan anak didiknya, manja banget
orangnya, dia pernah sakit dan minta diperhatiin sama yang lain . Sylla, sylla
yang dari awal mengajukan dirinya dibidang masak dan sangat terbukti selama KKN
ini sylla orang yang sangat bertanggung jawab di bagian masak-memasak, saya
yang sangat merasakan terbantunya oleh sylla karena saya tidak terlalu handal
dalam urusan masak-memasak, selain jago masak, syla ini memiliki jiwa keibuan
yang terlihat dari sikap kedewasaannya. Suhemi, lah coba itu, kampret
itu adalah kalimat yang sering keluar dari mulutnya dengan logat medannya
yang sangat ciri khas,dia sering sekali menemui temannya dicinta manik, tapi dia
sangat perhatian terhadap orang lain, bahkan tidak mau merepotkan orang lain. Ipong,
nama yang unik dari nama aslinya sifa fauziah, jiwanya yang menyatu dengan
tunas kelapa(pramuka) ini menimbulkan sifat yang asik, seru, haboh, bertanggung
jawab dan sangat pengertian, dia ini, ibu dari KKN 120, patner dalam kondi suka
maupun duka. Dea, semua yang bersangkutan dengan dana dea lah orangnya
bendahara umum KKN 120, mungkin dea ini type yang hedonisme, tapi dia seperti
ini karena memang memiliki jiwa berbagi yang tinggi, juga terdengar bawel namun
dia asik orangnya dan dijuluki sebagai kepompong. Rafi, dia ini ketua KKN 120,
aktif diberbagai organisasi dan pernah mengisi acara di seminar kesehatan KKN
120, namun dia ini sering pulang ke rumah. Ica, dia cantik, baik, asik, seneng jajan, dan
hampir setiap kemana-mana tuh sama dia, care sama orang dan perasa banget,
katanya si suka sama salah satu anak KKN 120, hanya saja perempuan lebih tau
bagaimana cara menyimpan perasaan dan kepada siapa harus berbagi ceritanya. Zaka,
panggilan manisnya jeki, awal kenal dia pendiem dan tertutup banget orangnya,
sampai ada suatu waktu kami mampir kerumahnya ternyata dia baik, tapi setelah
sebulan mengenalnya parah dia orangnya asik dan seru banget, si cowo paling
perhatian dan strong diantara yang lain, paling bisa nyembunyiin masalah
dibalik senyumannya. Dewi, gak tau lagi
gimana nyusun kata-kata buat orang ini, seru, asik, penghibur banget buat kita
semua, ada ajah tingkanya yang bisa buat kita tertawa bersama dengan
tingkahnya, tapi dilain sisi dia juga memiliki sifat dewasa. Asti, banyak yang
bilang dia ini manja (maklum anak rumahan), siapa yang pernah mandi sama air
galon ya asti orangnya, jarang sekali makan malam karena diet, tapi dia ini
baik banget orangnya dan asik juga ternyata. Alfi, dia ini memiliki jiwa
kepemimpinan yang mampu mempengaruhi orang lain, dan sangat menghargai dengan
pendapat orang lain, terkadang pendapatnya dikorbankan untuk menghargai orang
lain, dia pandai dalam berkomunikasi dengan orang, tapi dia kurang baik
komunikasi terhadap anak kecil terkadang saat mengajar anak TK dia minta
ditemenin untuk ngide. Hilda, pertama kali saya kenal hilda di survei ke
dua desa maekarjaya, dia ini pendiam dan tak banyak bicara dan memang di kkn
pun dia pendiam tak banyak ucap, tapi kalo urusan masak, Hilda jagonya.
Selanjutnya ada vio, awal aku lihat vio di awal pertemuan, dia cantik dan
sekertaris di kelompok kami, sebulan bersamanya, dia itu orangnya baik, asik
dan mudah bergaul dengan siapa saja, yang menjadi kebiasaan selama sebulan ini,
dia selalu telponan dengan gebetannya, sampai-sampai gak sadar lagi ngobrol
ternyata dia sedang telponan. Zizah, sudut pandang yang bagus dalam bidang
politiknya, tawanya memiliki ciri khas yang membuat orang lain bisa ikut
tertawa bersama, dia itu baik, penyabar, periang dan juga penghibur, dan
perkataan yang selalu diingatnya ketika dia bilang oh gitu dengan nada
khasnya.
Sebulan kami mengenal satu sama
lain, tapi rasanya sudah setahun lamanya kami bersama, banyak momen-momen indah
yang selalu saya ingat bersama KKN 120, bukit bintang bersama sekdes, bu lurah,
dan staf desa, curug rahong dengan jalan yang berdebu, quality time dengan
bakar-bakar dan api unggun, dimana kita berbicara dari hati kehati, penutupan
yang sangat berkesan, yang mampu menghangatkan suasana kepada warga Desa
Mekarjaya. Candanya masih terngiang di telinga, saat mata dibuka dalam tidurku,
saya selalu berharap moment itu kembali lagi terulang.
Banyak konflik yang kami rasakan,
seperti perbedaan dalam pendapat juga penerimaan proker yang ingin kami
jalankan. Ada yang memilih untuk diam dan merasakan sakitnya keegoisan, ada
juga yang meluapkan emosinya dengan kata-kata, ada pula yang menunjukan sikap
tidak disukainya, namun ada juga yang memilih menyelesaikan masalahnya dengan
berdiskusi bersama, disinilah kedewasaan kami diuji, tapi karena kami berasal
dari anak organisasi juga anak yang mengerti dengan perbedaan, kami tidak
pernah merasakan sakit hati yang berkelanjutan, dan saya sendiri menganggap itu
adalah batu ditengah sungai yang mengganggu aliran air, setelah melewati batu
itu, masalah usai mengalir dengan sendirinya.
DESAKU
MEKARJAYA
Pertama kali kami ke Desa Mekarjaya
saat survei sebelelum KKN, Kantor Desa itu berada di pinggi jalan raya dan
bersebelahan dengan lapangan utama di sebut sebagai lapangan PTP namun tanahnya
bukan milik Desa Mekarjaya, kami bertemu dengan staf Desa kemudian kami
diantarkan ke rumah Kepala Desa (kades), Rumah kades tidak terlalu jauh dari
kantor desa, masuk ke dalam gg yang bernama dusun Toge, jalan ini tidak bisa
dilalui kendaraan beroda empat, dibeberapa bagian jalan, kami menemukan kali
kecil dimana ada anak yang menggunakan kali tersebut untuk istinja, melewati
turunan namun ada banyak sampah yang berserakan di sekitarnya, terus berjalan
sampailah kami di rumah kades, rumah yang dibangun menghadap kesawah dan
terbayang bagaimana setiap paginya melihat keindahan bumi pertiwi tanpa asap
polusi dan kendaraan berlalu lalang pertemuan kami di terima dengan baik karena
waktu sudah sore akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Pertemuan kedua
kami survei, kami dipertemukan dengan sekertaris desa (sekdes), rumah yang
berlawanan dari rumah kades yang pertengahannya adalah kantor desa itu sendiri.
Survei yang ketiga ditemani dengan
dosen pembimbi
ng KKN 120 pak Fudhail Rahman, kami membabat habis hal apasaja yang
berkaitan dengan keberadaan kami selama sebulan nanti, seperti tempat tinggal,
keadaan desa dan bagaimana KKN sebelumnya yang mengabdi di Desa Mekarjaya ini.
Kami dikasih opsi tempat tempat tinggal, yang pertama di kantor desa lantai dua
karena kosong, kedua villa kades yang berada di tengah-tengah sawah jauh dari
rumah warga, yang ketiga rumah sekdes yang terbilang luas dan yang keempat
villa pak H.Oman ada tiga kamar namun berukuran tidak terlalu besar dan ada
kolam ikan yang diatasnya saung. Berlanjut bertanya-tanya tentang keadaan desa
ada plus minus yang dapat kita ambil, “Desa yang kental akan keagamaannya yang
berlandaskan Nahdotul Ulama namun tidak bisa munafik bahwa didesa ini masih
banyak pemuda yang suka minum-minuman yang memabukkan, rendah minat pendidikan
dan peduli sampah. Dan KKN sebelumnya ada yang dari UIN dan pakuan di dua tahun
sebelumnya, pandangan masyarakat lebiha baik kepada Universitas yang dari
pakuan, karena lebih banyak terjun kemasyarakat di bandingkan UIN, dan juga
IPDN mengabdi selama 3 bulan namun hanya ke kantor desa tidak pada masyarakat
namun di pandang baik oleh staf desa dan juga wakga, karena di akhir mereka
membagikan beras kepada warga desa mekarjaya sekitar tempat mereka tinggal”,
banyak pula program yang kami bawa tidak diterima oleh warga, seperti
pengolahan sampah dan seminar pupuk organik.
Disambut dengan kata-kata itu
membuat kami menaruh keinginan yang sangat tinggi untuk merebut hati warga Desa
Mekarjaya, dimulai dari kondisi sosial keagamaannya kami mengajar ngaji di
berbagai pengajian, pengajian Ustadzah Atun, Ustad Yaya dan Ustad Syueb, dan
kami juga mengikuti pengajian rutin ibu-ibu setiap selasa sore disalah satu
pesantren, meningkatkan minat pendidikannya dengan mengajar di Madrasan
Ibtidaiyah Mathla’ul Anawar, Taman Kanak-kanak Al-Falah dan juga bimbel di
tempat kami tinggal. Sosial kami terhadap masyarakat dimulai dari hal yang
terkecil seperti menyapa dan memberi senyuman saat kami lewat, jajan di
warung-warung yang berbeda, bermain bersama anak-anak, lari pagi bersama
dijalan kelapa sawit, senam bersama ibu-ibu dikelurahan, kerajinan tangan
membuat kunciran dan bros di kalangan perempuan, perayaan 17an dengan
partisipasi warga yang sangat baik, pembuatan plang jalan, seminar kesehatan
dan masih banyak yang lainnya.
Yang paling berkesan di Desa
Mekarjaya ini, kami berhasil menjawab dan membuktikan, dengan mengembalikan
kepercayaan warga terhadap UIN Jakarta ini, dari kalimat yang disampaikan oleh
bu lurah dan warga lainnya, “senang dengan kehadiran kalian disini, anaknya
baik-baik, sopan, santun, sering-sering maen kesini” dan adapula warga yang
percaya dengan kami, sampai dia cerita kisah pribadinya dengan kami. Anak-anak
yang menangis saat kami pergi dan merindukan setiap malamnya kita berkumpul, bernyanyi
bersama, bercerita bersama, dan mengajarkan saya arti kehidupan yang
sesungguhnya, di belahan dunia yang masih keluarga kita namun hidupnya tak sama
dengan yang saya dapatkan di rumah.
HARUM
SEMERBAK
Di
Desa Mekarjaya ini terdapat 4 sekolah SD, 2 sekolah MI dan 1 sekolah SMP tanpa
adanya SMA sederajat, ada satu yayasan yang menaungi TK, MI dan SMP Al-Falah,
guru-guru disana adalah satu keluarga yang ahli dibidang pendidikan, dan kami
mendapat kesempatan untuk mengajar di MI dan TK, TK sudah menghampiri kata
sempurna mulai dari sarana prasarana dan tenaga pengajaran, namun di MI sangat
jauh dari kata sempurna, dimulai dari ruang belajar, disana ada 5 ruangan,
ruangan pertama peruntukan kantor, namun tak layak huni karena banyak buku yang
berserakan bahkan ada kecoa dan tikus, ruang kedua untuk kelas 1 dan 2 yang
dibatasi dengan jarak bangku 1 papan tulis, dua baris kelas 1 dan dua baris
lagi kelas 2, ruangan ketiga sama ruangan kedua, untuk kelas 3 dan 4, ruang ke
empat kelas 5 dan ruangan kelima kelas 6, namun kelas 5 dan hanya di batasi
papan yang tingginya hanya sepundak saya, atap yang bolong, jendela tanpa kaca,
dan ada satu alasan mengapa setelah istirahat mereka terlambat masuk kelas,
karena mereka bermain bola di lapangan SDN Bunnar, yang jaraknya lumayan dan
harus melewati kali, juga letaknya di atas pemukiman warga dan disekelilingi hutan,
bahkan saya pernah liat ada 2 monyet yang bergantungan dengan bebas, walaupun
guru-guru sudah mengajukan perbaikan ke pemerintah, namun belum ada tindak lanjut
dan jawaban atas ajuan yang mereka berikan, Guru-guru yang mengajar ada 8 orang, dan
mereka merupakan satu keluarga dari satu yayasan Al-Falah.
Dulu MI Matla’ul Anwar ini adalah
sekolah favorite karena sekolah yang mengajarkan kitab kuning dan agama yang
tinggi, bayaran hanya dengan beras dan satu-satunya sekolah di Desa Mekarjaya
ini, dan sekarang sudah banyak SD Negeri disekitarnya. Walaupun banyak sekolah
SD Negeri yang dibangun cukup rapih dan perangkat yang hampir sempurna, masih
saja ada orang tua dan murid yang mau sekolah di MI ini, itu menandakan bahwa
MI masih dipercaya oleh warga sekitar untuk anaknya menuntut ilmu.
Dan saya memiliki tiga harapan yang
besar terhadap Desa Mekarjaya ini, harapan pertama saya terhadap Desa Mekarjaya
ini untuk mementingkan pendidikan, karena pendidikan adalah hak semua orang,
banyak anak yang putus sekolah karena beberapa faktor, faktor ekonomi, jarak
sekolah, fasilitas yang ada disekolah dan masih banyak lagi yang lainnya,
pernah saya berdiskusi dengan warga sekitar, bahwa anak yang sekolah di tingkat
Menengah Atas itu hanya 10 orang, khususnya di kampung Toge ini, 2 anak
perempuan dan 8 anak laki-laki. Bagaimana Negara ini ingin maju, jika
pendidikan mereka terhalang oleh faktor-faktor yang ada. Dan saya juga berharap
tenaga pengajaran yang ada di Desa Mekarjaya ini tidak terbatas hanya satu
keluarga saja, melainkan banyak orang yang memang memiliki jiwa kependidikan
yang tinggi.
Harapan kedua saya terhadap orang
tua di Desa Mekarjaya, ibu-bapak kalian adalah orang tua, dan amanah terbesar
kalian adalah anak, dukung perkembangan yang anak inginkan, sisihkan harta
kalian untuk anak, mereka butuh perhatian yang lebih dari orang tuanya, jangan
jadikan pergaulannya tidak sesuai dengan apa yang kalian inginkan, juga
kepedulian kalian terhadap Desa Mekarjaya ini, untuk tidak membuang sampah
sembarangan, hidup akan lebih indah jika lingkungan bersih, karena kebersihan
sebagian dari iman.
Harapan ketiga saya terhadap
pemuda-pemudi di Desa Mekarjaya, dari awal saya datang, tidak nampak dimana
pemuda desa, bahkan mensukseska acara 17 Agustus tidak ada panitia, hanya ada
Bu Lurah dan ibu-ibu setempat, tapi ternyata saat acara 17 Agustus berlangsung,
baru lah terlihat pemuda-pemudi di Desa Mekarjaya ini. Pesan saya untuk pemuda-pemudi
Desa Mekarjaya, kalian adalah pengguncang dunia, kalianlah para pengharum Desa
Mekarjaya ini, kalian adalah berlian dan kalian akan menemukan matahari untuk
bersinar. dan kalian harapan dari Desa
Mekarjaya ini, aktifkan kembali kegiatan yang ada di Desa Mekarjaya ini, Dan
semoga hati kalian tergerak untuk itu Mekarjaya yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar