- Pengertian, Fungsi, Dan Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
1. Pengertian
kurikulum pendidikan islam
Didunia
pendidikan sekarang ini, telah dihebohkan dengan adanya kurikulum baru yaitu
kurikulum 2013, dimana proses perubahan
yang terjadi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di Indonesia sendiri
memiliki perubahan kurikulum mulai dari kurikulum 1947 atau disebut Rentjana
pelajar 1947, kurikulum 1952 atau rentjana pelajar terurai 1952, kurikulum 1964
atau tentjana pendidikan 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, kurikulum 2004 atau KBK (kurikulum
berbasis kompetensi), kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum tingkat satuan
pendidik), sampai yang sekarang ini kurikulum 2013.
Pada dasarnya
istilah “kurikulum” berasal dari bahasa yunani, yaitu curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga pada jaman
yunani kuno. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum berarti
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan atau perangkat
kuliah mengenai keahlian khusus. Dan menurut UU No 20 tahun 2003, kurikulum
adalah seperangkat rencana serta harapan pengaturan yang berkaitan dengan isi,
tujuan, cara serta bahan ajar yang digunakan untuk pedoman dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
nasional.
Pengertian
kurikulum sejalan dengan tujuan pendidikan yang menjadikan manusia sebagai
khalifah dibumi. Dan Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna hidupnya, yaitu
kehidupan dna penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan
masyarakat. Fitrahnya manusia memiliki kemampuan yang di berikan oleh Allah SWT
sejak lahir, yang harus di kembangkan dan dioptimalkan agar manusia dapat
mencapai tingkat kesempurnaan.
2. Fungsi
pendidikan islam
Pada hakekatnya
pendidikan islam adalah suatu proses yang sifatnya berkelanjutan dan
berkesinambungan. Berdasarkan hal ini maka tugas dan fungsi pendidikan islam
adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang kehidupan manusia
tersebut. konsepsi ini selaras dengan perkembangan jasmani dan rohani manusia
yang senantiasa dinamis dan berkembang dari waktu ke waktu sampai akhir hayat.[1]
Dalam
menjalankan fungsinya pendidikan islam tidak begitu saja dapat dilaksanakan
dengan baik tanpa adanya situasi dan kondisi yang kondusif. Berdasarkan
pertimbangan ini maka fungsi pendidikan islam dapat ditinjau dari segi
struktural dan segi institusional. Dimensi struktural, pendidikan menuntut adanya
struktur organisasi yang mengatur jalannya proses pendidikan. Sedangkan dimensi
institusional mengisyaratkan tuntunan bagi pendidikan islam untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan jaman.[2]
Adapun menurut
Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya.... pendidikan Agama Islam & pembangunan
watak bangsa, fungsi pendidikan agama islam yaitu :[3]
- Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia
- Kegiatan pendidikan dan pengajaran
- Mencerdaskan kehidupan bangsa
- Membangkitkan semangat studi keilmuan dan IPTEK
Dari pemaparan
tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi kurikulum pendidikan islam adalah
membimbing dan mengarahkan peserta didik secara dengan menyediakan fasilitas
agar tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan tercapai secara optimal
3. Prinsip
pendidikan islam
Syaifuddin Sabda
mengemukakan bahwa Alqur’an adalah kitab terbesar yang menjadi sumber filsafat
pendidikan dan pengajaran bagi umat islam. Sudah seharusnya kurikulum
pendidikan islam disusun sesuai Alqur’an dan ditambah dengan hadist yang
melengkapinya. Sebab didalam dua pusaka umat islam itu telah tersedia kerangka
dasar pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan islam yang diantaranya adalah[4]
- Sesuai dengan Alqur’an bahwa yang menjadi kurikulum ini pendidikan Islam adalah Tauhid dan harus dimantafkan sebagai unsur pokok yang tidak dapat dirubah. Pemantapan kalimat tauhid sudah mulai sejak bayi dengan mendengarkan lafadz azan dan iqomah seketika saat bayi dilahirkan
- Kurikulum inti selanjutnya adalah perintah “membaca” ayat-ayat Allah yang meliputi tiga macam ayat Allah yaitu: ayat Allah yang berdasarkan wahyu, ayat Allah yang berada pada diri manusia, dan ayat Allah yang terdapat dibumi semesta di luar manusia.
Sepintas dua
konsep tauhid merupakan dua prinsip yang tidak dapat dibantah lagi. Keduanya
merupakan prinsip kurikulum islam yang normatif. Dan kajian historis ayat
tersebut merupakan fakta yang sudah ada di zaman Rasulullah SAW. Yang menjadikan tradisi belajar sebagai
program prioritas dalam kesehariannya yang menampilkan manusia penuh dengan
kegairahan dalam hidup, semangat dalam berjuang
dan energi yang begitu besar untuk berprestasi.
Dalam pandangan
filosofis kekuatan manusia dalam memegang prinsip dan nilai-nilai kebenaran
sangat ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Semakin
dalam pengetahuan yang dimiliki maka semakin kokoh keberpihakannya terhadap
nilai-nilai yang dianggapnya benar pada saat yang sama diyakini dan tumbuh
kesadaran untuk mensosialisasikannya. Dengan kata lain, seseorang akan
benar-benar kokoh prinsip dan keyakinannya mana kala secara teoritis, filosofis
dan praktis. Dia memiliki sistem penjelasan yang rasional dalam menjawab
tantangan kehidupan yang dihadapi. Walaupun sepintas dia terlihat sebagai
manusia yang biasa-biasa saja.[5]
Pada intinya
kurikulum pendidikan islam harus memenuhi unsur ketauhidan, keagamaan,
pengembangan potensi manusia sebagai khalifah Allah, pengembangan hubungan
antar manusia dan pengembangan diri sebagai individu. Serta memegang erat
prinsip-prinsip yang dirumuskan dalam pendidikan islam yakni prinsip pertautan
yang sempurna dengan agama, ajaran dan nilai-nilai menyeluruh (universal) pada
tujuan dan kandungan kurikulum, tujuan relatif yang berkesinambungan,
peningkatan minat dan bakat masing-masing individu, memiliki keterkaitan antara
pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum dengan zaman dan
tempat yang berbeda demi tujuan pendidikan Islam dapat tercapai.
- Ilmu Dalam Perspektif Islam Dan Klasifikasinya
Dalam
perspektif islam, studi keilmuan akan lebih baik apabila dipahami denganmerujuk
pada sumber utamanya yaitu Alqur’an dan Hadist. Pada dasarnya ilmu pengetahuan
sangat terkait dengan akidah. Karena penguasaan ilmu berdampak langsung apada
prilaku seseorang. Imam Al-Ghazali membagi ilmu dalam dua klasifikasi utama
yaitu: ilmu fardu ain, dan ilmu fardu kifayah[6]
Allah berfirman
“Allah SWT akan menginggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah SWT maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Majadalah: 11) dalam Hadispun
dijelaskan “barang siapah yang mencari ilmu maka ia di jalan Allah SWT
sampai ia pulang” (HR. Tarmidzi).
Ilmu dalam
islam tidak hanya sekedar informasi, tapi ilmu itu memancarkan pengenalan
terhadap sesuatu. Orang yang bertambah ilmunya maka bertambah pula keimanannya.
Ilmu itu meramgkum keyakinan dan kepercayaan yang benar (iman) (alattas).
Tujuan mencari ilmu adalah untuk menanamkan kebaikan dan keadilan kepada
manusia, sebagai manusia dan pribadi dalam rangka mencari Rido Allah SWT dan meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tujuan ilmu
untuk menghilangkan kekeliruan iman, dan bisa membedakan antara yang haq dan
bathil. Kategorisasi utama dari segi kewajiban mencari ilmu adalah pembagian
ilmu menjadi fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Ilmu fardhu‘ain adalah ilmu yang
wajib bagi tiap-tiap individu muslim mengetahuinya. Mencakup ilmu yang
berkenaan dengan i’tiqad (keyakinan). Ilmu-ilmu yang menyelamatkan dari
keraguan (syakk) iman. Tujuan ilmu ini untuk menghilangkan kekeliruan iman, dan
bisa membedakan antara yang haq dan bathil. Dimensi lain – dari ilmu fardhu
‘ain – adalah ilmu-ilmu yang berkenaan dengan perbuatan yang wajib akan
dilaksanakan. Misalnya, orang yang akan berniaga wajib mengetahui hukum-hukum
fiqih perniagaan, bagi yang akan menunaikan haji wajib baginya memahami
hukum-hukum haji. Dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang
harus ditinggalkan seperti sifat-sifat tidak terpuji dan lain-lain.
Sedang ilmu
fardhu kifayah adalah ilmu yang wajib dipelajar oleh sebagian masyarakat Islam,
bukan seluruhnya. Dalam fardhu kifayah, kesatuan masyarakat Islam secara
bersama memikul tanggungjawab kefardhuan untuk menuntutnya (Imam al-Ghazali,
Ihya’ Ulumuddin jilid 1). Dinamisasi konsep fardhu ‘ain dan fardlu kifayah
sangat signifikan menunjang pembaharuan pendidikan yang lebih beradab. Dalam
perspektif Imam al-Ghazali, pengajaran yang baik itu bukan bersifat juz’i
(parsial) tapi kulli (komprehensif).
- Contoh Kurikulum Pendidikan Islam (Klasik Dan Modern)
Membanding konsep pendidikan modern dengan pendidikan klasik.
No
|
Faktor pembanding
|
Pendidikan modern
|
Pendidikan klasik
|
1
|
Pendidikan Moral
|
Penanaman Humanisme dengan cara Anti Kekerasan
|
Penanaman Humanisme dengan menggunakan Kekerasan dalam taraf
wajar
|
2
|
Fungsi guru
|
Sebagai Motivator dan Fasilitator.
|
Pusat segala aktivitas pendidikan baik di lingkungan sekolah
maupun luar sekolah.
|
3
|
Penerapan Etika
|
Tergantung pada masing-masing individu peserta didik
|
Wajib diterapkan di dalam maupun luar lingkungan sekolah.
|
4
|
Punishment and Reward.
|
berupa himbauan dan apresiasi sesuai dengan kompetensi peserta
didik.
|
Berupa himbauan dan apresiasi sesuai dengan kompetensi peserta
didik.
|
Pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya
Indonesia. Keberadaannya pesantren di Indonesia di mulai sejak Islam masuk di
negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan. Sebagai lembaga
pendidikan yang telah lama ada di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki
andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa. Pesantren tidak
hanya melahirkan tokoh-tokoh nasional yang paling berpengaruh di negeri ini,
tetapi juga diakui telah berhasil membentuk watak tersendiri, di mana bangsa
Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang dapat menyesuaikan diri dan penuh
tenggang rasa.[7]
Modernisasi
pendidikan Islam pertama kali setidaknya mempunyai dua kecenderungan, antara
lain: pertama, adopsi sistem dan lembaga pendidikan modern secara hampir
menyeluruh yang bertitik tolak pada sistem kelembagaan pendidikan modern
(Belanda), misalnya yang dilakukan oleh Abdullah Ahmad melalui Madrasah
Adabiyah yang kemudian diubah menjadi Sekolah Adabiyah. Di sekolah ini mengadopsi
seluruh kurikulum Belanda; dan hanya menambahkan pelajaran agama 2 jam dalam
sepekan. Kedua, modernisasi pendidikan Islam yang bertitik tolak dari sistem dan kelembagaan
pendidikan Islam sendiri. Modernisasi ini
dilakukkan di dunia pesantren, surau, melalui adopsi aspek-aspek tertentu dari sistem pendidikan modern, khususnya dalam
kandungan kurikulum, teknik dan metode pembelajaran[8]
Daftar Pustaka
Nik Haryanti. 2014. Ilmu
Pendidikan Islam. Malang: gunung samudera.
Kkholil Hasib. Filsafat ilmu dan problem metodologi pendidikan
islam. Universutas Gontor. Vol 9 No 2 Desember 2014
Muhammedi. Perubahan Kurikulum di Indonesia. Vol IV, No 1,
januari-juni 2016
Amin Haedari, Transformasi Pesantren: Pengembangan
Aspek Pendidikan, Keagamaan dan Sosial. (Jakarta: LeKDiS & Media Nusantara,
2006) Cet Ke-1 hal 3
[1] Nik
Haryanti. Ilmu Pendidikan Islam. (Malang: gunung samudera, 2014) Hlm 39
[2] Ibid Hlm
40
[3] Ibid Hlm
41
[4]
Muhammedi. Perubahan Kurikulum di Indonesia. Vol IV, No 1, januari-juni
2016 Hal 64
[5] Ibid hal
65
[6] Kkholil
Hasib. Filsafat ilmu dan problem metodologi pendidikan islam. Universutas
Gontor. Vol 9 No 2 Desember 2014 hal 155-156
[7] Amin Haedari,
Transformasi Pesantren: Pengembangan Aspek Pendidikan, Keagamaan dan Sosial.
(Jakarta: LeKDiS & Media Nusantara, 2006) Cet Ke-1 hal 3
[8] Ibid hal
10-11
Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City - KTNV
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa, Atlantic 청주 출장샵 City, NJ. 3131 S. Atlantic City 천안 출장샵 Blvd. Atlantic 보령 출장안마 City, NJ 08401-8000. Phone: (609) 847-7000. Fax: 여주 출장마사지 (609) 사천 출장안마 846-7777.